Hantu paling menakutkan, sekaligus menyebalkan di Jabodetabek saat ini bernama “macet”. Kata para peneliti, kabarnya setiap orang Jabodetabek ini tiap hari mengalami macet dijalan rata-rata 3,5 jam. Para pakar mengatakan, kalau waktu macet itu dipakai untuk kegiatan produktif, nilainya dapat lebih dari 140 trilyun rupiah pertahun. Itu sama artinya dengan waktu yang hilang kita, juga pemborosan kita dalam menggunakan uang sebesar Rp140T/tahun. Itu setara dengan satu juta unit mobil Avansa, yang kalau ditaruh dijalan jejer-jejer sepanjang 2.500 km. Dua setengah kali jarak Anyer – Ketapang, Banyuwangi. Ah gila, kata anak-anak muda.
Lupakan itu. Sekarang kesusahan itu tiap hari dialami para pedagang sayur buah yang harus ikut bersusah-macet dan menderita pemborosan luar biasa itu. Menyikapi masalah itu, Paskomnas Indonesia membuat program “belanja grosir online”, khusus untuk bahan pangan sayur, buah segar dan bumbu.
Belanjanya tetep, karena masyarakat memang butuh membeli bahan pangan. Grosir itu harganya, artinya harga yang dibayar konsumen adalah “harga grosir” pasar induk alias murah. Dapat murah, karena Paskomnas memiliki hubungan atau relasi langsung kekebun-kebun produksi sayur dan buah milik petani dari berbagai daerah. Lalu mengapa online, karena pembeli tidak perlu beranjak dari rumah menuju pasar-pasar yang letaknya jauh. Jauh dikota besar seperti Jabodetabek adalah “hantu”, yaitu macet yang berujung pada mahal dan hilangnya peluang-peluang aktifitas lain. Dengan online, konsumen cukup menyentuh androidnya dengan tangan kiri untuk membandingkan dengan penyedia-penyedia online yang ada, lalu pilih yang disuka yang murah dan diakhiri dengan pesan-pesan. Sekejap kemudian konsumen transfer lewat e-banking dari produk yang sudah dipesan itu. Dalam beberapa menit belanja selesai, dan esuk paginya, dengan kendaraan milik Paskomnas sendiri, sayur – buah segar akan sampai didepan pintu konsumen.
Untuk produk, Paskomnas Indonesia membaginya dalam dua kelompok besar. Pertama adalah produk sayur buah non organic. Berdasarkan penelitian berkala dari Kementerian Pertanian semua produk yang dipasarkan di Paskomnas dinyatakan aman untuk dikonsumsi. Kedua adalah produk organic, yang diproduksi dengan teknologi tinggi seperti NFT didalam green-house. Produk organic ini dibudidayakan tanpa tanah dan tidak menggunakan pestisida hingga 0%, dilingkungan sangat terkendali. Produk non-organik dan organic sama-sama amannya dikonsumsi, namun produk organic lebih baik. Harganya…? Tentu beda, tetapi sebanding dengan mutunya.
Soekam parwadi